DIMANAKAH GHIRROH KE-SAYYID-ANMU?
By: Intan Agil Al-Attas
Fikri duduk terdiam seorang diri di warung kopi di sebuah gang sempit. Pikirannya sedang kusut. Ia mengeluarkan kotak Marlboro dari kantongnya dan mulai merokok tanpa henti. Sudah dua jam ia duduk disitu. Batang rokoknya tinggal satu. Ia menyalakan rokok terakhirnya. “Kapan kita menikah?” suara Tasya masih terngiang di telinganya. Ia bukannya tidak ingin menikahinya. Dari segi fisik, mental, dan keuanganpun Fikri sudah siap untuk menikah. Satu-satunya masalah yg sedang dihadapinya adalah bagaimana mengatakannya pada orang tuanya. Dari dulu ia tahu Tasya yang keturunan indo-cina tidak akan bisa diterima di keluarganya.