GADYSA SAIDNA BIN THAHIR

GADYSA SAIDNA BIN THAHIR
By: Saidna Zulfikar bin Tahir

Minggu, 19 maret 2006 pukul 05:11 sore waktu Cairo, di rumah sakit Badawi Abbas Al Akkad Nasr City, adalah hari yang paling bersejarah yang memberi kesan serta arti yang sangat besar buat saya dan istri, bagaimana tidak?

Karena hari tersebut adalah hari lahirnya putri kami tercinta GADYSA SAIDNA BIN THAHIR, yang telah dinanti kehadirannya selama 7 (tujuh) tahun pernikahan kami, adalah waktu yang cukup lama untuk menunggu, bermimpi dan berharap kehadiran anak yang akan menghiasi dan meramaikan rumah tangga yang hampir membuatku putus dalam berdoa dan mengurangi keimanan, namuan setelah difikir dan direnungi, ternyata sabar dan tawakkal adalah senjata yang ampuh dalam mewujudkan cita, dan terbukti, memang benar ” Innallah ma’as Shabirin “.

Mungkin selama ini yang kuminta dalam doaku terlalu banyak dan terlalu ngotot untuk memperolehnya, sehingga membuatku pantang menyerah tak kenal yang namanya tawakkal serta pasrah kepada-Nya, apalagi ditambah oleh gunjingan dan cibiran dari orang-orang di sekeliling, yang membuatku semakin ngotot, alhasil hanyalah malu terhadap orang-orang pada umumnya serta diri sendiri khususnya. Akhirnya yang ada dibenak dan fikiran saya hanyalah Tawakkal dan pasrah kepada-Nya, bahwa di dunia ini masih banyak anak-anak yang lahir tidak berbapak dan beribu dibandingkan dengan yang tidak beranak, yang mungkin saja bisa diambil sebagai anak, atau mungkin dikhususkan kepadaku untuk lebih memperhatikan anak-anak yang lahir tak berbapak dan beribu, kepasrahanku ternyata malah membuahkan benih dalam rahim istriku dan kini telah menghiasi hari-hari kami, semoga dengan kehadirannya yang sangat menggembirakan tidak membuatku lupa kepada-Nya, Asykuruka ya Rabb ‘ala ma an’amta ‘alaiyna!!.

Dulu saya pernah menulis tentang Arti Sebuah Nama, mungkin orang-orang akan bertanya, dan pasti mereka akan selalu menanyakan mengapa sehingga anakku dinamakan GADYSA, ceritanya memang panjang sepanjang cerita film Maryam Qiddisah, namun singkat, sesingkat akhir dari film tersebut setelah berulang kali ditonton, yang membuatku ingin agar anakku tersebut akan menyerupai Maryam dalam segala hal jika Allah SWT menghendakinya, dan itulah yang menjadi doaku terhadap anakku. Tadinya, saya ingin menamakkannya Qiddisah (suci dalam bahasa indonesia GADIS), namun dalam bahasa Arab arti Qiddisah semakin menyempit menjadi biarawati atau pendeta, dan dikarenakan Qiddisah adalah gelar untuk siti Maryam yang membuatku merasa tidak berani untuk menjuluki anak dengan julukan tersebut, akhirnya saya merubahnya menjadi Qadysa yang asal katanya Qadasa-Quddus yang berarti suci, karena peralihan bahasa dari Arab ke Indonesia maka saya merubahnya menjadi GADYSA yang dalam bahasa Arab tulisannya QADIYSA, disamping berarti suci, kata tersebut juga berarti permata, dengan demikian doaku, semoga kelak dia akan menjadi anak yang baik, suci, berbudi mulia dan ahli ibadah seprti halnya siti Maryam, juga sebagai permata yang menghiasi hari-hari kami di dunia dan di akherat kelak, Amin.

Semoga Allah SWT selalu melindungi dan memberinya petunjuk, dan yang lebih utama, semoga kebahagiaan yang diberikan oleh Allah kepada kedua orangtuanya, tidak membuat mereka lupa kepada-Nya, Amin.

Leave a comment